Cuma Turun Sehari Langsung Bikin Rekor Lagi

Cuma Turun Sehari Langsung Bikin Rekor Lagi


Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas kembali di zona penguatan usai sempat mengalami sedikit penurunan. Ketegangan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan permintaan terhadap safe haven sehingga mengembalikan kejayaan harga emas.

Pada perdagangan Selasa (15/4/2025), harga emas dunia di pasar spot terapresiasi 0,58% di level US$3.227,61 per troy ons. Penutupan perdagangan tersebut mengembalikan kejayaan harga emas yang sempat terpatahkan pada perdagangan Senin. Harga penutupan kemarin juga menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.

Pada perdagangan hari ini Rabu (16/4/2025)  harga emas semakin mengangkasa. Pada rabu pukul 05.57 WIB, harga emas menyentuh US$ 3.241,7 per troy ons.

Harga emas bergerak sangat volatile dalam tiga hari terakhir. Emas terbang pada Jumat hampir 2% tetapi kemudian ambruk p,83% pada Senin dan kembali mengangkasa pada Selasa kemarin.


Harga emas naik pada perdagangan Selasa, dibantu oleh permintaan safe haven karena rencana tarif Presiden AS Donald Trump yang tidak pasti membuat investor gelisah, sementara dolar yang secara keseluruhan lebih lemah juga memberikan dukungan.

“Pelaku pasar kini sedang menunggu perkembangan fundamental utama berikutnya untuk mendorong pasar emas, tetapi grafik emas tetap bullish. Masih ada permintaan safe haven,” ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Pengajuan Federal Register pada Senin menunjukkan bahwa pemerintah AS sedang memajukan penyelidikan terhadap impor farmasi dan semikonduktor dalam upaya untuk mengenakan tarif.

Trump mengatakan pada Minggu bahwa ia akan mengumumkan tarif impor semikonduktor selama minggu depan.

Harga emas, tempat berlindung yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan, telah meningkat lebih dari 23% sepanjang 2025 dan mencapai beberapa rekor tertinggi.

Read This:  Cara Setting VPN Singapura di Android: Panduan Lengkap dan Mudah

“Kenaikan harga emas juga sebagian sejalan dengan melemahnya dolar yang terus berlanjut, yang menunjukkan erosi bertahap status mata uang AS sebagai aset yang aman, emas kemungkinan akan menjadi alternatif bagi banyak investor US$,” menurut catatan Commerzbank.

“Prospek kebijakan moneter jangka pendek memberikan dukungan lebih lanjut untuk emas,” dalam catatan Commerzbank.

Dolar mendekati level terendah tiga tahun terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Pasar keuangan memperkirakan The Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan pemangkasan suku bunga pada bulan Juni setelah jeda pada bulan Januari, dan mengurangi suku bunga kebijakannya sebesar 100 basis poin tahun ini.

Investor kini menanti komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell, yang dijadwalkan berpidato pada hari Rabu, untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang arah suku bunga.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)