Harga emas terus mengalami fluktuasi meski trennya tetap tumbuh sejak awal tahun hingga hari ini. Terbaru, banderol emas di pasar spot pada perdagangan, Selasa (15/4/2025) mencatatkan penguatan setelah sesi sebelumnya mengalami koreksi.
Dilansir Reuters, di pasar spot, harga emas naik 0,6% menjadi US$ 3.229,93 per ons pada pukul 05.01 GMT. Sementara itu, emas berjangka AS menguat 0,6% ke US$ 3.246,50.
BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini 15 April Turun Lagi, Pegadaian Lampaui Antam Dijual Rp 1,93 Juta
Di pasar domestik Indonesia, banderol emas terpantau masih mengalami koreksi karena terpengaruh dari harga pasar global pada sesi sebelumnya. Namun, diketahui penurunannya tidaklah besar.
“Emas terus menguat hari ini di tengah permintaan investor yang sedang berlangsung demi mengurangi volatilitas portofolio. AS tampaknya menyiapkan tahapan lanjutan untuk tarif yang akan datang,” kata Yeap Jun Rong, pakar strategi pasar IG.
BACA JUGA: Manfaatkan Seasonal Marketing, Pengguna MyPertamina Naik 45%
Alasan Emas Tetap Tumbuh
Aksi proteksionisme perdagangan oleh Presiden AS Donald Trump terus berlanjut meski ada kelonggaran untuk sejumlah produk atau barang teknologi tertentu. Terbaru, AS melakukan penyelidikan terhadap impor obat-obatan dan semikonduktor sebagai bagian dari upaya untuk mengenakan tarif.
Trump tidak ingin AS bergantung terhadap produksi obat-obatan dan chip asing yang berpotensi mengancam keamanan nasional. Pada Minggu (13/4/2025), ia akan merilis tingkat tarif untuk semikonduktor impor pada pekan depan.
BACA JUGA: Garuda Indonesia Group Catatkan Tingkat Ketepatan Waktu 87,28%
Yeap mengatakan dengan harga emas yang baru-baru ini mencapai level tertinggi baru, tren kenaikan akan tetap terjaga selama ketidakpastian kebijakan tarif AS terus berlangsung. Sementara itu, Presiden Federal Reserve Bank Atlanta Raphael Bostic menuturkan ketidakpastian seputar tarif dan kebijakan lainnya telah menempatkan ekonomi AS ke dalam kondisi yang berbahaya.
Oleh karena itu, the Fed harus tetap menahan diri sampai ada kejelasan lebih lanjut.
Prediksi Harga Emas
Goldman Sachs meningkatkan perkiraan harga emas hingga akhir tahun, yaitu menjadi US$ 3.700 per ons. Alasannya, permintaan bank sentral terhadap aset safe haven kian besar, ditambah adanya risiko resesi yang tinggi.
Bank investasi itu sebelumnya menjangkar banderol emas hingga akhir tahun 2025 di US$ 3.300. Sementara itu, permintaan bank sentral akan mencapai rata-rata 80 ton per bulan, naik dari asumsi sebelumnya sebesar 70 ton, jauh dari tahun 2022, yaitu 17 ton per bulan.
Di sisi lain, emas di pasar spot terus melanjutkan reli sejak tahun lalu, mencapai sejumlah rekor tertinggi dan naik lebih dari 23% secara year to date (ytd). Emas batangan bahkan sudah menembus US$ 3.200 per ons untuk pertama kalinya pada Jumat (11/4/2025) pekan lalu.
Perusahaan juga menganalisis dalam jangka menengah, termasuk risiko-risiko yang ada di pasar, harga emas tetap akan tumbuh. Bahkan, jika pembelian bank sentral rata-rata 100 ton per bulan, Goldman memprediksi emas dapat mencapai US$ 3.810 per ons pada akhir tahun 2025.
Editor: Ranto Rajagukguk