Keluh dan Pinta Pedagang Pasar Bukit Duri di Tengah Melonjaknya Harga Emas

Keluh dan Pinta Pedagang Pasar Bukit Duri di Tengah Melonjaknya Harga Emas

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah pedagang emas di Pasar Bukit Duri, Jakarta Selatan, mengeluhkan sepinya pembeli belakangan ini.

Mereka menyebut penurunan jumlah pembeli disebabkan oleh harga emas yang terus-menerus melonjak.

“Penurunan (jumlah pembeli) karena harga emas mahal, pembelinya enggak ada uangnya, susah, mereka utamain buat beli beras dulu ya kan,” ucap salah satu pedagang emas bernama Almas (60) saat diwawancarai Kompas.com, Minggu (13/4/2025).

Baca juga: Harga Emas di Pasar Bukit Duri Jaksel Tembus Rp 1,8 Juta Per Gram

Almas mengungkapkan, penurunan pembeli di tokonya sebenarnya sudah mulai dirasakan sejak lebih dari satu tahun terakhir.

Ia mengatakan, harga emas di tokonya saat ini mengalami kenaikan yang cukup siginifikan.

“Tergantung emasnya. Emas 23 karat Rp 1,2 juta per gram, tadinya cuma Rp 850.000-Rp 900.000. 24 (karat) kita enggak jual, 22 karat Rp 700.000-Rp 750.000, tadinya Rp 580.000-Rp 650.000,” ucap Almas.

Hal senada dengan Almas juga disampaikan oleh pedagang emas lainnya, King (39). Ia mengungkapkan, jumlah pembeli terus menurun seiring naiknya harga emas.

“Susah juga kalau dijelasin karena faktornya banyak, cuma kalau dibilang naik atau turun (jumlah pembeli) kan sekarang lebih menurun, karena harga emas mahal,” tutur King.

Ia menambahkan, penurunan ini mulai terasa sejak 2024. Selain kenaikan harga, banyak pembeli yang kini memilih membeli emas secara online sehingga toko-toko fisik semakin sepi.

“Banyak langganan yang enggak ketemu lagi, biasanya tiap bulan atau tahun kelihatan, ini pas Lebaran justru enggak ada,” jelas King.

Baca juga: Harga Emas Melonjak, Pedagang di Pasar Bukit Duri Mengeluh Sepi Pembeli

Read This:  Biaya Tambal Gigi di Kendari: Simak Informasi Terkini dan Terpercaya!

Omzet anjlok saat Lebaran

Almas mengaku omzet tokonya pada Lebaran 2025 ini turun drastis, lebih dari 50 persen dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu.

“Lebih-lebih dari setengah untuk penurunannya, dibanding tahun lalu,” ucap Almas.

Almas mengungkapkan, pada Lebaran tahun lalu, omzet tokonya bisa mencapai Rp 1,5 miliar.

Namun, omzet tokonya pada Lebaran tahun ini hanya sekitar Rp 400 juta. Lonjakan harga emas dianggap sebagai penyebab utama penurunan omzet ini.

Senasib dengan Almas, King juga mengaku mengalami penurunan omzet yang signifikan pada Lebaran tahun ini.