Pemerintah menyebut program minyak goreng rakyat dengan merek Minyakita sebagai instrumen strategis dalam menahan laju harga minyak goreng premium di pasar. Meskipun harganya masih tergolong tinggi, kehadiran Minyakita dinilai berhasil mencegah lonjakan harga ekstrem seperti yang pernah terjadi di masa lalu.
“Minyakita bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menengah ke bawah, tapi juga untuk menjaga agar harga minyak goreng premium tidak kembali melejit seperti 2022,” kata Iqbal Shoffan Shofwan selaku Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025, Senin (14/4/2025).
Pada awal 2022, harga minyak goreng sempat melonjak hingga Rp59.000 per liter akibat kenaikan harga CPO (crude palm oil) di pasar global. Saat itu, stok langka dan harga tak terkendali menyebabkan keresahan publik. Kini, meskipun harga CPO kembali naik dari Rp11.499 per kg pada Agustus 2024 kemudian menjadi Rp14.387 per kg pada April 2025. Kendati demikian, harga minyak goreng premium tetap stabil di kisaran Rp22.000.
Baca Juga: Harga Minyakita Masih Melambung, Pemerintah Berikan Peringatan
“Stabilitas ini tidak lepas dari peran Minyakita sebagai pengontrol gap harga di pasar,” ujar Iqbal.
Minyakita sendiri diproduksi sebanyak 198.000 ton hanya dalam satu bulan terakhir yakni Maret 2025, menunjukkan komitmen besar dalam penyediaan minyak goreng rakyat.
Namun, Iqbal juga menekankan bahwa meskipun inflasi untuk komoditas ini cenderung menurun, harga Minyakita masih tergolong tinggi dan berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp15.700 per liter.
Baca Juga: Waduh! Pemerintah Kaji Kenaikan Harga Minyakita
Pemerintah kini mengandalkan pengawasan aktif dari pemerintah daerah. Kemendag telah mengeluarkan surat edaran untuk memasang spanduk harga resmi Minyakita di pasar rakyat, termasuk jalur distribusi dari produsen hingga pengecer.
“Kita jadikan ini sebagai sistem peringatan dini. Kalau ada pedagang yang jual di atas HET, bisa segera ditindak,” jelasnya.
Ia menegaskan, stabilitas harga minyak goreng adalah tanggung jawab bersama agar krisis seperti 2022 tidak terulang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.