Harga iPhone Diprediksi Naik 3 Kali Lipat Imbas Perang Dagang AS-China – cakaplah.com

JAKARTA (CAKAPLAH) – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kian memanas setelah kedua negara memutuskan untuk saling memberikan tarif balasan.

Di tengah memanasnya isu perang dagang AS dan China, harga iPhone diprediksi naik hingga tiga kali lipat, yakni menjadi lebih dari US$ 3.000 dari semula US$ 1.000.

Melansir dari AP News, pemerintahan Presiden Donald Trump memprediksi Apple akan memindahkan produksi iPhone ke dalam negeri di tengah eskalasi konflik kedua negara.

Diketahui, Apple telah memproduksi sebagian besar iPhone di China sejak model pertamanya masuk pasaran 18 tahun lalu.

Namun, meski AS telah memberlakukan tarif impor 145% kepada China, skenario Apple untuk mengalihkan produksi iPhone-nya ke dalam negeri hampir mustahil.

Pasalnya, hal ini akan memakan waktu dan membutuhkan biaya yang sangat besar, yang ditaksir mencapai miliaran dolar AS.

Selain itu, Apple juga harus menaikkan harga iPhone hingga tiga kali lipat, yang dapat mengancam produk andalannya itu.

Harga iPhone yang kini sekitar US$ 1.000 dan diproduksi di China serta India diprediksi bisa naik lebih dari US$ 3.000 jika produksi dialihkan ke AS.

Meski Trump telah mengecualikan barang-barang elektronik dari tarif resiprokalnya, tetapi tidak ada jaminan bahwa tidak akan ada perubahan kebijakan di kemudian hari.

Hingga saat ini, Apple belum mau buka suara terkait isu pengalihan produksi iPhone mereka ke AS.

Meski demikian, hal ini akan dibahas secara terbuka oleh CEO Apple, Tim Cook yang dijadwalkan untuk menjawab pertanyaan analis terkait hasil keuangan dan strategi perusahaan.

Untuk diketahui, akibat perang dagang AS dan China, harga saham Apple telah turun hingga 15%.

Selain itu, nilai pasar perusahaan tersebut juga menurun hingga US$ 500 miliar sejak Trump mengumumkan tarif resiprokal pada Rabu (2/4/2025) lalu.

Apabila perang dagang AS dan China masih akan berlangsung, Apple diperkirakan akan menaikkan harga iPhone dan produk-produk lainnya karena rantai pasokan mereka yang sangat terkonsentrasi di China, India dan pasar luar negeri lainnya.